Rabu, 29 Februari 2012

DIDID ENDRO S
Sang Maestro Pencipta Barongan Raksasa
Dalam Pertunjukan Puisi "Bercermin Saja Belum Cukup"

Didid Endro S adalah salah satu penggiat kesenian di Jepara yang sejak tahun 1998 lalu mengelola sangar seni Gaperto (Gaperto Art Community) dengan banyak anak asuh yang tinggal di rumah sekaligus sanggarnya. Hingga saat ini setidaknya ada 129 orang yang bekerja bareng dia dalam gerakan kesenian.

Sanggar Seni Gaperto yang dikelolanya semakin terlihat gerakannya ketika Didid mengambil langkah kelengkapan bidang kesenian yang ditanganinya. Mulai berbasis teater kemudian berkembang ke seni rupa (lukis, patung, seni instalasi dan performance art), musik, tari, sastra sampai pada kesenian tradisional barongan.

Sebagai bentuk komitmennya terhadap kesenian tradisional, Didid bersama anak-anak sanggar Gaperto mencptakan karya spektakuler berupa barong raksasa berukuran super besar berbahan dari kayu. Barongan berukuran lebar 5,5 m tinggi 5 m dan panjang 17 m tersebut dibuat selama tiga bulan non stop di sanggarnya. Sebelumnya, Didid sudah menciptakan dua barongan berukuran standar, 20 topeng dan 20 kuda lumping. Sehingga jika tergabung menjadi satu, pertunjukkan barong gaperto tidak kurang dari 85 orang termasuk 15 orang pembawa barong raksasa.

Eksistensi gerakan kesenian Didid sesungguhnya tidakperlu diragukan lagi. Setidaknya, sejak dari tahun 2008 ia mendirikan sanggar seni, sudah berhasil 4 kali mengikuti forum kolaboraasi seni asia eropa. Keberhasilannya dalam mengikuti kolaborasi seni tersebut tidaklepas dari dukungan seluruh anggota sanggar yang ia kelola. Bahkan istri dan kedua putranya pun sangat mendukung dalam gerakan kesenian.

Alumni Sekolah Tonggi Ilmu Komunikasi (STIK) Semarang ini selain mengelola sanggar seni juga membina pemuda Pencinta Alam se Kabupaten Jepara melalui Forum Pencinta Alam Kabupaten Jepara (FPAJ). Paling tidak ada 750 orang anggota sejak didirikannya. Dari latar belakang gerakan kesenian dan peduli lingkungan inilah pada akhirnya ia mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang lingkungan dan seni budaya dengan nama Colaboration of Ecology and Centre Information to Us (CELCIUS) pada tahun 2003 lalu.

Gerakan peduli karya budaya masyarakat yang ia lakukan juga cukup mewarnai dan menguntungkan masyarakat Jepara yakni sejak tahun 2005 lalu Celcius berupaya mengembalikan karya budaya masyarakat Jepara berupa mebel ukir yang Hak Cipta dan Desainnya diakui oleh pengusaha asing asal Inggris. Meskipun sudah lima tahun belum berhasil menuntaskaannya, tetapi komitmennya untuk menuntaskan tidak pupus, Bahkan ia telah mengucapkan sumpah bahwa ia tidak akan memotong rambutnya sebelum kasus tersebut terselesaikan.

Semoga apa yang telah ia lakukan meenjadi bermanfaat bagi Jepara dan sseluruh bangsa Indonesia........

Kamis, 23 Februari 2012

Barong Raksasa Meriahkan Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1433 H di Sidang Sinanggul-Mlonggo- Jepara, Selasa (21/2), dimeriahkan oleh Barong Raksasa dari Sanggar Seni Gaperto Art Community. Acara tahunan yang diselenggarakan oleh Persatuan Pemuda Sidang (PEPSI) bekerjasama dengan Gaperto Art Community tersebut sempat membikin heboh masyarakat sekitar.
Ketua Persatuan Pemuda Sidang (PEPSI), Ibnu Taufiq mengatakan, kirab budaya bersama barongan raksasa ini merupakan acara puncak yang diselenggarakan komunitasnya. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian hadiah semua jenis lomba dan pengajian akbar pada malam harinya. Acara ini semua terpusat di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Huda setempat.
”Sejak satu minggu lalu, kami telah mengadakan berbagai jenis lomba termasuk jalan sehat bersama masyarakat pada hari ini”, ungkap Ibnu Taufiq.
Genuk-panggilan akrab Ibnu Taufiq- juga menjelaskan bahwa acara tahun ini sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. Setidaknya, lanjut Genuk, selain adanya berbagai jenis lomba kepemudaan dan olahraga, acara puncak pada tahun ini menjadi lebih meriah karena kehadiran barongan raksasa dari sanggar Gaperto beserta 60 orang pemainnya.
“Kami sengaja mengadakan acara puncak dengan pentas barong agar lebih meriah sekaligus mewujudkan komitmen pemuda Pepsi dalam upaya melestarikan kebudayaan asli daerah warisan nenek moyang kita” lanjutnya.
Tidak hanya masyarakat sekitar desa Sinanggul saja yang menyaksikan acara tersebut. Banyak masyarakat dari luar wilayah Mlonggo berbondong-bondong turut menyaksikan acara kirab budaya tersebut. Diantaranya adalah rombongan dari wilayah Kecamatan Bangsri, Tahunan, Pecangaan dan lain sebagainya.
Tokoh masyarakat setempat sekaligus pembimbing Pepsi, H. Khoironi mengaku sangat bangga melihat semangat para anak-anak muda Pepsi yang mempunyai gagasan cemerlang seperti ini. Ia bahkan tidak menyangka acara yang diselenggarakan anak-anak muda yang dibimbingnya mampu menarik perhatian masyarakat dari desa lain. Rasa salut dan banggapun terlontar melihat kekompakan mereka. Ia juga berharap ini merupakan titik awal yang baik bagi perjalanan Pepsi kedepan.
“Saya bangga melihat kekompakan dan semangat mereka. Semoga ini akan berlanjut lebih baik dan mendapat dukungan dari semua pihak” ungkapnya mengakhiri percakapan.